Minggu, 11 Desember 2011

Pengambil Darah Perempuan Untuk Mandi

Elizabeth Bathory, merupakan seorang pembunuh berantai terbesar dalam sejarah, tercatat kurang lebih 650 nyawa manusia melayang sia-sia ditangannya. Ini adalah pencapaian rekor kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang individu dengan memakan korban tertinggi sepanjang sejarah umat manusia.


Elizabeth Bathory, merupakan seorang pembunuh berantai terbesar dalam sejarah, tercatat kurang lebih 650 nyawa manusia melayang sia-sia ditangannya. Ini adalah pencapaian rekor kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang individu dengan memakan korban tertinggi sepanjang sejarah umat manusia.

Para gadis2 muda yg jadi pelayannya disiksa dengan berbagai bentuk penyiksaan seperti diikat, ditelanjangi lalu dicambuk dan juga menggunakan berbagai alat untuk menyakiti bagian bagian tubuh tertentu. Tahun 1600, suaminya Ferencz meninggal dan era teror sesungguhnya dimulai.


Memasuki usia 40 tahunan Elizabeth menyadari bahwa kecantikannya mulai memudar. Kulitnya mulai menunjukan tanda tanda penuaan dan keriput yang sebenarnya lumrah di usia tersebut. 

Tapi Elizabeth adalah pemuja kesempurnaan dan kecantikan dan dia akan melakukan apa saja demi mempertahankan kecantikannya. Suatu saat dengan tidak sengaja seorang pelayaan wanita yg sedang menyisir rambutnya secara tidak sengaja menarik rambut Elizabeth terlalu keras.Elizabeth yang marah kemudian menampar gadis malang tersebut. Darah memancar dari hidung gadis tersebut dan mengenai telapak tangan Elizabeth. Saat itu Elizabeth disebutkan ‘menduga dan percaya’ bahwa darah gadis muda tsb memancarkan cahaya kemudaan mereka. Serta merta dia memerintahkan 2 pelayannya , Johannes Ujvari dan Dorka menelanjangi gadis tersebut, menarik tangganya keatas bak mandi dan memotong urat nadinya.

Ketika si gadis meninggal kehabisan darah, Elizabeth segera masuk kedalam bak mandi dan berendam dalam kubangan darah. Dia menemukan apa yg diyakininya sebagai ‘Rahasia Awet Muda’. Ketika semua pelayan mudanya sudah mati, Elizabeth mulai merekrut gadis muda di desa sekitarnya untuk menjadi pelayan di Kastilnya. Nasib mereka semuanya sama, diikat diatas bak mandi kemudian urat nadi mereka dipotong hingga darah mereka menetes habis kedalam bak mandi tersebut. Elizabeth seringkali berendam didalam kolam darah sambil menyaksikan gadis yang jadi korbannya sekarat meneteskan darah hingga tewas.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

next previous home